Beyond the Call of Duty

MARI MEMBERANTAS KORUPSI DIMULAI DARI DIRI SENDIRI, JANGAN MEMBERI & MENERIMA SOGOK & SUAP


Saudara semua, dari dua kali ikut Pemilu sebagai caleg mengamati masyarakat relative tidak berubah. Apa yang digembar-gemborkan bahwa masyarakat semakin cerdas faktanya tidak, kalaupun ada sangat minim. Dari penilaian saya KPU salah kaprah mengkampanyekan supaya tidak golput  alias golongan putih. Lebih baik gencar dikampanyekan jangan menukar  suara seberapapun harganya atau dengan materi lainnya, dan jangan merasa berdosa atau bersalah jika menerima uang tidak memilih calegnya. Ada kecenderungan yang saya amati ditengah masyarakat bahwa mereka tdk berdaya dengan tawaran politik uang, baik yang berpanjar maupun yg cash. Kemudian tradisi suku tertentu kita yg selalu mengkait-kaitkan adat dengan “hepeng” (hepeng uang red) akan tetap menjadi lahan subur politik uang. Lihat dari 3 jenis “jambar” (jambar pembagian dalam acara adat baik suka dan duka red) ada jambar hata, jambar juhut dan jambar hepeng selalu dikejar disetiap acara adat etnis tsb. Jangan coba ada diantara yang terkait dengan adat tsb tidak kebagian, 99 % pasti menanyakan mana jambar hu (bagian ku) atau jambar nami (jambar kami red). Padahal jambar daging bisa hanya 1x2 cm, duitnya bisa hanya 1000 atau 2000 rupiah. Jambar hatapun (pemberian kesempatan berbicara red) jgn coba tidak ditawarkan kepada seseorang yg berkaitan, paling tidak mengatakan “gabe jala horas”  bila tidak diberi kesempatan bisa terjadi sungut-sungut. Dan coba lah kita menanyakan semua saudara semarga kita apakah mereka konsekuen memilih semarganya atau marga isteri atau ternyata hepeng tadi juga yang menekan mereka merubah kata awal bahwa ada tanda-tanda mereka mau memilih semarga jika itu hanya 1 caleg dari marga mereka? Itu sebagai satu sisi dimana uang merusak demokrasi yang terus kita bangun. Tentu politik uang tidak berdiri di satu pihak, caleg yang tidak kader, tiba-tiba muncul karena keluarga sudah politisi dsbnya juga menjadi faktor pendukung terjadinya money politik. Karena itu maraknya politik uang ini telah melahirkan banyak kalau tidak salah dibilang mayoritas anggota parlemen transaksional tanpa integritas. Karena itu tahun-tahun kedepan masih sangat relevan para orang yg peduli kemajuan negeri ini akan dibutuhkan perannya melawan korupsi, para legislator ini sangat berpotensi menjadi koruptor dan penerima gratifikasi mengembalikan modal politiknya.